
Mengenbangkan Potensi Wisata Alam Pulau Biawak Melalui Perancangan Bungalow dengan Pendekatan Ekowisata
Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah adalah karena kawasan ini memiliki berbagai macam ekosistem seperti ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem mangrove memiliki keunikan tersendiri karena struktur pantainya merupakan hamparan pasir putih, sementara ekosistem padang lamun hampir menutup sepertiga pulaunya dan ekosistem terumbu karang mengelilingi seluruh pulau. Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai jenis bakau sebagai ciri khas ekosistem mangrove dengan kondisi yang masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis mangrove yang sudah langka dan jarang dijumpai di pantai utara Jawa.
Minat pengunjung ke Pulau Biawak cukup tinggi tetapi aksesibilitas dan fasilitas wisata tersebut belum mendukung karena letak Pulau Biawak yang terpencil membuat beberapa fasilitas menjadi tidak terurus, bungalow yang seharusnya menjadi penginapan para wisatawan, tidak terurus dan ditumbuhi oleh tumbuhan liar. Sulitnya akses juga menyebabkan bangunan bangunan di pulau ini rusak termakan usia. Karena kawasan Pulau Biawak merupakan kawasan konservasi, maka pengembangan pariwisata yang sesuai untuk wilayah ini adalah pendekatan ekowisata.
Tema perancangan pendekatan Ekowisata yaitu dengan maksud menyelaraskan bangunan terhadap konservasi, lingkungan, budaya, ekonomi dan wisata. Pendekatan Arsitektur Ekowisata menggunakan prinsip Ekowisata dalam perancangan serta menghadirkan sebuah bangunan dengan konsep tropis. Bungalow dengan pendekatan ekowisata mewadahi wisatawan yang memiliki keinginan untuk menjaga maupun membantu konservasi alam maupun budaya melalui pengalaman dengan keterlibatan langsung bersama masyarakat setempat, harapan dari perancangan dapat memberi dampak positif terhadap alam, budaya, maupun pengembangan masyarakat.